(The Trials of Apollo) The Burning Maze : Too Hot to Handle
Judul Buku : The Trials of Apollo : The Burning Maze
Penulis : Rick Riordan
Alih Bahasa : Reni Indardini
Penerbit : Mizan Fantasi
Cetakan : Pertama
Buku ketiga diawali dengan
Lester, Meg, dan Grover yang menjelajahi Labirin Daedalus yang akhirnya membawa mereka
sampai ke Palm Springs, setelah di buku kedua diakhiri dengan Meg yang
mengeluarkan ramalan dan bertemunya Lester dan Meg dengan Grover Underwood sang
Tetua Alam Liar yang merupakan pemandu berkuku belah yang disebut dalam
ramalan. Di Palm Spring akhirnya masa lalu Meg terkuak mengenai asal muasalnya
atau akarnya sebagai putri Demeter seperti dalam ramalan, siapa ayahnya, dan
bagaimana dia bisa berakhir menjadi anak angkat Nero, dan misi yang diemban
ayahnya yang akhirnya dituntaskan oleh Meg.
Berbicara mengenai California
tentu kita tidak bisa melupakan pasangan pahlawan kita Piper McLean dan Jason
Grace. Namun keadaan juga tidak begitu baik untuk pasangan hero ini.
Konflik terjadi setelah keduanya menyadari bahwa kenangan mereka berdua adalah
sabotase dari Hera (Heroes of Olympus). Selain itu, Keluarga McLean juga mengalami masalah keuangan yang
berhubungan dengan Triumvirates Holding dan asisten pribadi Tristan McLean
sebelum sang peri awan Mellie mengambil alih.
Dengan mengesampingakan
konflik pribadi, Pipes dan Jason bergabung dengan Lester, Meg dan Grover
menjelajahi Labirin untuk menemukan Oracle pembuat teka-teki silang yang ditahan, dan untuk mengalahkan
Kaisar ketiga yang sering disebut-sebut sebgai si Buas di buku sebelumnya.
Hal-hal yang tidak terduga banyak terjadi di buku ke tiga ini. Ramalan yang
disampaikan oleh Aprodite ibu Piper dalam seri Hero of Olympus menjadi nyata di dalam
buku ini juga. Dan endingnya saat kematian tiba tanpa disangka-sangka bikin speechless dan nyesek banget deh.
Put yourself in others' shoes. Lester dan peribahasa ini benar-benar tak terpisahkan dalam buku ini. Lester benar-benar harus mengenakan sepatu milik Kaisar ketiga untuk bisa masuk ke Labirin Daedalus dan menjawab teka-teki silang karangan si Oracle, dan Lester yang mulai berempati pada teman-temannya. Pengembangan karakter Lester dari aku dewa dan aku penting menjadi seorang yang lebih empati terhadap rekan-rekannya namun tetap tidak berguna juga dalam pertarungan benar-benar sangat menonjol dalam buku ini. Hal ini menurutku sedikit menghilangkan kesan seorang Lester yang sudah terbangun dari awal. Masalahnya aku terbiasa dengan sinisnya Percy, konyolnya Leo, Seriusnya Jason dan kisah-kisah monster yang terkadang ga masuk akal tapi benar2 bikin nyengir. Entah kenapa dengan Lester yang sok penting ga bs bikin aku simpati dengan penderitaannya. Lebih tertarik pada Meg. Dengan adanya perubahan dari Lester hmm, jadi sedikit iba sih tapi seolah-olah dia kehilangan ciri khasnya. Pesan yang diberi Jason ini seolah-olah menguatkan peribahasa diatas
“apapun yang terjadi, ketika kau kembali ke Olympus, ketika kau kembali menjadi dewa, ingat-ingat. Ingat-ingat bagaimana rasanya menjadi manusia" – Jason to Lester
Buku ini membuktikan kepiawaian Rick Riordan dalam membangun dunia sendiri dalam buku-bukunya, membuat para pembaca yang penasaran akan berfikir untuk mencari buku-buku sebelumnya. Tetapi kalaupun tidak setergoda itu, buku ini juga enak diikuti tanpa membaca heroes of olympus karena tidak mengandung unsur “aku rasa kamu udah tahu ceritanya”. Yap. Rick tetap memberikan terbaik kalau urusan meramu cerita saling terkait tanpa membuat pembacanya kebingungan.
Favorit quote dari buku ini:
Favorit quote dari buku ini:
"Kalian umat manusia lebih dari produk sejarah belaka. Kalian bisa memilih hendak merengkuh warisan budaya kalian sejauh apa. Kalian bisa melampaui ekspektasi keluarga dan masyarakat. Yang tidak bisa kau lakukan, dan tidak boleh kau lakukan, adalah menjadi seseorang selain dirimu sendiri" - Lester to Piper


Comments
Post a Comment