Sang Putri dan Sang Pemintal : Breaks Conventional Fairy Tale stories.
Judul Buku : Sang Putri dan Sang Pemintal
Penulis : Neil Gaiman
Ilustrasi: Chris Riddell
Alih Bahasa : Nina Andiana
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Cetakan pertama th. 2017
ISBN : 9786020335483
Pernah mendengar kisah Aurora si Putri tidur dalam kisah Sleeping Beauty? Atau kisah Snow White dan kurcaci temannya? Kira-kira apa jadinya jika kedua tukang tidur ini disatukan dalam satu cerita. Neil Gaiman punya versi miliknya. Bagi pencari kisah romantis silahkan pertimbangkan kembali, tidak ada "Prince Charming's True Love's Kiss a la Disney di sini.
Karena
Kisah ini diawali dengan 3 orang kurcaci yang sedang mencari hadiah untuk pernikahan sang Ratu. Sementara sang Ratu sendiri, moodnya sedang tidak begitu bagus.
Ratu kita bukan tipikal morning person |
Saat berkenalan dengan si Ratu ini sudah mulai terbaca bahwa kisah ini tidak akan seperti kisah dongeng pada umumnya . Bagaimana tidak, kisah-kisah para putri menggambarkan akhir cerita bahagia dengan pernikahan happily ever after, sedangkan Ratu kita malah galau karena membayangkan apa yang terjadi setelah menikah.
Itu akan jadi akhir kehidupanku, putus sang ratu, karena kehidupanku selalu penuh pilihan. Satu minggu dari sekarang, ia takkan lagi punya pilihan
Tapi, kita memang baru mulai, belum sampai pada akhir cerita. Jadi, happily ever afternya mungkin bisa menunggu. Si Ratu sepertinya sedang mengalami Pre-Wedding Depression.
Kembali ke Kurcaci.
Dalam perjalanan mencari hadiah, para kurcaci menemukan adanya wabah tidur yang menyerang penduduk akibat kutukan seorang penyihir hutan yang tidak diundang ke perayaan kelahiran putri. Penyihir memberi kutukan yang membuat jari Sang Putri akan tertusuk pada usia delapan belas tahun yang membuatnya tertidur selamanya. Saat Putri tertidur, semua orang di istana juga tertidur, termasuk hewan-hewan mereka.
Kurcaci yang telah melihat wabah tersebut akhirnya melapor kepada ratu. Ratu yang tadinya sedang bersiap-siap akan menikah, memutuskan menundanya, mendelegasikan kekuasaan, pamitan ke calon suami (padahal H-1 pernikahan), dan pergi ke Hutan Arcaire, tempat putri tidur berada.
Menukar gaun pengantin, buket mawar, dan kereta kencana dengan chain-mail, pedang dan kuda putih |
Setelah menempuh perjalanan panjang penuh kantuk, dikejar orang-orang tertidur, dan memusnahkan mawar berduri yang menghalangi jalan masuk ke kastil, ratu dan kurcaci berhasil masuk dan bertemu dengan seorang perempuan tua, satu-satunya yang tidak tertidur di kerajaan itu. Dan tentu saja, si Putri yang tertidur itu.
Putri yang tertidur tentunya harus dibangunkan untuk menghapus kutukan. Siapa yang akan membangunkannya? Kita tidak punya pangeran gagah berani yang menunggang kuda putih. Lalu, siapa nenek tua yang tidak tertidur tersebut? Disinilah twist sesungguhnya dari kisah ini. Pemusnahan sihir yang tidak "tradisional", identitas si Putri tidur dan nenek yang bersamanya, dan akhir dari kisah ini benar-benar diluar dugaan.
******
Buku ini merupakan buku Neil Gaiman yang pertama saya baca (alangkah telatnya). Bertahun-tahun lalu saya pernah menonton film animasi "Coraline" dan baru tahu pada 2017 kemarin bahwa film tersebut diadaptasi dari novel karangan Neil Gaiman (benar-benar telat). Buku ini sangat menarik karena alur ceritanya yang sangat tidak biasa, terlebih lagi ilustrasinya sangat menarik untuk diamati. Gramedia memberi label buku ini sebagai novel dewasa, mungkin karena ada ilustrasi yang dianggap kurang sesuai dengan anak-anak atau kisahnya yang mungkin sedikit berbeda dengan "kisah imajinatif penuh inspirasi kehidupan a la film animasi"
Bukan ini ilustrasi yang kontroversial itu... |
Tokoh di buku ini didominasi oleh para perempuan dengan kekuatan masing-masing. Semua tokoh dalam buku ini memilih untuk bertindak sesuai dengan pilihan masing-masing. Sang ratu yang memilih menunda pernikahan, tetap maju ke kastil walaupun terserang kantuk, penyihir yang memilih memberi kutukan pada putri yang tentunya akan mengubah jalan hidupnya, bahkan nenek tua dalam kastil juga memiliki pilihan saat benang pemintal ditangannya.
Ada pilihan. Selalu ada pilihan.
Tak pulang rindu, Pulang galau.. |
Comments
Post a Comment