Of Mice and Men



Judul Buku : Of Mice and Men (Tikus dan Manusia)
Penulis : John Steinbeck
Alih Bahasa : Ariyantri E. Tarman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Cetakan pertama th. 2017 (copyright 1937 and renewed 1965 by John Steinbeck)
Tebal buku : 144 hal.
ISBN : 9786020337814




"Orang-orang seperti kita, yang bekerja di peternakan, adalah orang-orang paling kesepian di dunia. Mereka tidak punya keluarga. Mereka tidak cocok di tempat mana pun. Mereka datang ke peternakan dan bekerja keras, lalu pergi ke kota dan menghamburkan hasil kerja keras mereka, lalu setelahnya mereka banting tulang lagi di peternakan lain. Mereka tidak punya cita-cita."
Of Mice and Men merupakan novella yang ditulis oleh John Steinbeck dengan latar belakang masa Depresi Besar di California. Berkisah tentang dua sahabat. George Milton dan Lennie Small yang mencari pekerjaan di sebuah lahan pertanian di Soledad setelah mengalami insiden di tempat kerja lama mereka di Weed. 

George dan Lennie digambarkan sebagai pasangan tidak lazim, postur dan kepribadian mereka yang sangat berbeda jauh, George bertubuh kecil dan kurus, selalu terlihat muram dan waspada sedangkan Lennie bertubuh besar dan bertingkah seperti anak kecil. Lennie sangat meyukai permukaan yang lembut seperti rambut tikus, rambut kelinci yang mereka jumpai di pameran, dan kain beledu. George melindungi Lennie dan mencegahnya masuk kedalam masalah dengan selalu memberitahunya hal yang harus dilakukan. Lennie akan selalu menuruti semua perkataan George, bahkan melompat dari jembatan ke air tanpa bisa berenang lalu berterima kasih karena diselamatkan dan tidak akan mengingat bahwa Georgelah yang memintanya untuk melompat. 

Di peternakan baru mereka bertemu dengan Slim yang berwibawa dan pemimpin tidak resmi di peternakan, Candy dan anjing gembala tuanya, Whit, Carlson, Whit, dan Curley dan istrinya yang genit. Kehidupan di peternakan tidak mudah dengan Curley yang sewenang-wenang dan pencemburu dan istrinya yang menghabiskan waktu dengan mengitari barak untuk mencari suaminya sambil menggoda para pekerja.

Keterbatasan Lennie membuatnya melupakan banyak hal selain impian mereka untuk memiliki peternakan sendiri, kehidupan tenteram yang mereka atur sendiri, dan kelinci-kelinci untuk di elus.Impian  yang awalnya hanya milik berdua dan "dongeng" sebelum tidur untuk Lennie, terlihat semakin nyata saat Candy rekan kerja baru mereka mendengar dan bersedia ikut berperan dalam mewujudkannya. But, as the blurb says nasib berkata lain......

Kesepian, impian dan ketidakmampuan meraih impian membuat buku ini sedikit depresif untuk dibaca. Bepergian dan mencari pekerjaan bersama merupakan hal yang aneh pada masa itu. George menyadari bahwa hidup sendirian tidak baik, tetapi bersahabat dengan Lennie juga tidak bisa disebut mudah. George digambarkan sebagai orang yang sehat, tetapi tidak teredukasi dan kondisi ekonomi membuatnya tidak mampu membeli tanah yang dia idamkan. George mendambakan hidup mandiri yang tergambar dari kebiasaannya bermain solitare. Candy sangat tergantung pada anjing tuanya dan merasa kesepian saat anjing tuanya tidak ada lagi, Ia memiliki uang di bank tetapi cacat membuatnya tidak mampu untuk hidup sendiri, Croocks yang terasingkan karena warna kulitnya, istri Curley yang mencari perhatian dan teman berbicara karena suaminya tidak seperti yang diharapkan, semua orang-orang dipeternakan tersebut merupakan orang-orang kesepian. 
"Aku sudah lihat orang-orang yang berkeliaran sendirian di peternakan. Itu tidak bagus. Mereka tidak bersenang-senang. Sesudah beberapa lama, mereka jadi kejam. Mereka ingin berkelahi setiap saat." (hal 58)
"Orang butuh orang lain untuk berdekatan." Ia mengeluh, "Orang akan sinting kalau tidak ada teman. Tidak ada bedanya siapa temannya itu, selama dia bersamanya. Kuberi tahu ya," serunya, kuberi tahu kau, orang bisa merasa terlalu kesepian dan jadi sakit." (Hal 98) 
Kehidupan masa itu tidak mudah, dan kehidupan masa ini juga memiliki kesulitannya sendiri. Pada masa depresi, pekerja banyak, namun lapangan pekerjaan sedikit dan bayaran yang mereka terima tidak sepadan dengan yang mereka harapkan. Mereka memilih hidup sendiri karena tentu sulit menjalin hubungan yang erat dengan rekan sekerja saat harus kembali meninggalkan mereka saat pekerjaan di tempat tersebut sudah tidak ada dan mereka harus berpindah ke tempat lain untuk memperebutkan pekerjaan yang baru.

Di era ini, banyak tenaga pekerja dengan impian yang besar berharap dengan kehidupan yang lebih baik namun terbentur dengan lapangan pekerjaan yang terbatas atau kualifikasi pendidikan yang tidak bisa mereka penuhi sehingga mereka terpaksa puas dengan pekerjaan dengan gaji minimal yang mereka dapatkan. Kemudahan berkomunikasi secara digital tidak selalu bisa mempererat hubungan, justru terkadang membuat hubungan antar individu semakin jauh. Banyak diantara kita yang duduk berhadapan di sebuah restoran, namun sibuk berkomunikasi dengan orang yang jauh yang belum tentu akan kita temui dalam tahun itu. 

Meskipun sudah 80 tahun berlalu sejak pertama kali buku ini diterbitkan, ternyata kisahnya masih relevan dengan kehidupan sosial kita saat ini. Membaca buku ini membuat saya kembali berkaca pada hidup saya saat ini, sudahkah saya mensyukuri pekerjaan saya saat ini, apakah saya sudah cukup berusaha dalam bekerja dan meraih impian saya, apakah saya telah berusaha menjalin komunikasi dengan orang disekitar saya ataukah saya menjadi penyendiri yang lebih suka menatap layar di tangan saya.

Kisah para tokoh dalam buku ini disampaikan dengan sederhana. Walaupun buku aslinya banyak disoroti karena dianggap vulgar dan rasis, saya tidak menangkap kesan tersebut dalam versi terjemaahan ini, dan menurut saya kemampuan Ariyantri E. Tarman dalam menerjemaahkan buku ini sangat bagus. Tata bahasa dan pilihan katanya membuat saya benar-benar menikmati membaca buku ini dan tentu merekomendasikannya kepada teman pembaca buku lain.











Comments

Popular posts from this blog

Sang Putri dan Sang Pemintal : Breaks Conventional Fairy Tale stories.

I Thank You for Our Good Conversation.